Jumat, 30 Oktober 2015

manufaktur



SEJARAH MANUFAKTUR

Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktifitas sebagaiberikut:

- Perancangan Produk - Pembelian - Pemasaran
- Mesin dan perkakas - Manufacturing - Penjualan
- Perancangan proses - Production control - Pengiriman
- Material - Support services - Customer service

Hal-hal di atas telah melahirkan disiplin ilmu tentang teknik manufaktur. Sesuai dengan definisi manufaktur, keilmuan teknik manufaktur mempelajari perancangan produk manufaktur dan perancangan proses pembuatannya serta pengelolaan sistem produksinya (sistem manufaktur). Meskipun teknik manufaktur pada berbagai perguruan tinggi memiliki ke-khas-an sendiri-sendiri namun selalu ada bagian yang sama pada jurusan-jurusan tersebut. Keilmuan teknik manufaktur selalu berbasis kepada aktifitas pembuatan produk manufaktur yang melibatkan berbagai aktifitas dan sumberdaya seperti yang telah diuraikan di atas.
Jika dicermati, bidang ilmu teknik manufaktur sesungguhnya merupakan sinergi (gabungan yang saling menguatkan) dari jurusan teknik mesin dan teknik industri. Dari teknik mesin diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan perancangan produk dan perancangan proses pembuatan, sedangkan dari teknik industri diadopsi ilmu-ilmu yang terkait dengan pengelolaan sistem di industri manufaktur (industri yang menghasilkan produk manufaktur). Dengan demikian akan ada beberapa matakuliah yang bisa dijumpai terdapat pada ketiga jurusan tersebut (overlapping).

Karena sinergi tersebut, di beberapa perguruan tinggi yang belum memiliki teknik manufaktur sebagai jurusan tersendiri, keilmuan teknik manufaktur biasanya menjadi bagian dari jurusan teknik mesin atau teknik industri. Dengan demikian banyak bidang ilmu di kedua jurusan tersebut yang juga dipelajari di jurusan teknik manufaktur.
Seperti yang telah dituliskan sebelumnya, teknik manufaktur berhubungan dengan produk-produk manufaktur. Yang dimaksud produk manufaktur di sini adalah produk-produk yang pembuatannya melalui berbagai proses manufaktur. Sebagai ilustrasi, mari kita perhatikan dan kita periksa beberapa obyek di sekitar kita: arloji, kursi, stapler, pensil, kalkulator, telpon, panci dan pemegang lampu. Kita segera akan menyadari bahwa semua obyek tersebut mempunyai bentuk yang berbeda. Benda-benda tersebut tidak akan bisa kita jumpai ada di alam ini sebagaimana seolah-olah tersedia begitu saja di ruangan kita. Benda-benda tersebut telah ditransformasikan (diciptakan/dibuat) dari berbagai material dan dirakit hingga menjadi benda-benda yang kita pergunakan sehari-hari.
Beberapa obyek terdiri dari satu komponen, seperti paku, baut, kawat, gantungan baju. Namun demikian, kebanyakan obyek – mesin pesawat terbang (ditemukan tahun 1939), ballpoint (1938), panggangan roti (1926), mesin cuci (1910), AC (1928), lemari es (1931), mesin fotocopy (1949), dan semua jenis mesin, serta ribuan produk lainnya - dibangun dari perakitan sejumlah komponen yang terbuat dari berbagai jenis material. Semua komponen tersebut dibuat melalui berbagai proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Di samping produk-produk akhir tersebut, manufaktur juga melibatkan aktifitas dimana produk yang dibuat dipergunakan untuk membuat produk. Produk tersebut adalah mesin-mesin yang dipakai untuk membuat berbagai macam produk. Misalnya mesin press untuk membuat plat lembaran menjadi bodi mobil, mesin-mesin untuk membuat komponen, atau mesin jahit untuk memproduksi pakaian. Aspek yang sama pentingnya adalah perbaikan dan perawatan (service and maintenance) mesin-mesin tersebut selama umur hidupnya.

Contoh Permasalahan Dalam Pengembangan Produk Manufaktur

Sebagai contoh permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan produk manufaktur, berikut ini diilustrasikan bagaimana permasalahan di dalam perancangan dan pembuatan paper clip. Paper clip, benda yang sangat sederhana yang kita jumpai sehari-hari, dikembangkan pertamakali oleh Johan Vaaler, seorang warganegara Norwegia dan menerima hak paten pada tahun 1901.
Anggaplah bahwa kita akan memproduksi paper clip. Sebelum proses produksi berlangsung, langkah pertama adalah merancang paper clips tersebut. Pada proses merancang produk tersebut, berbagai pertanyaan akan muncul, material jenis apa yang akan dipilih untuk membuat produk tersebut? Apakah material logam atau non logam seperti plastik? Jika dipilih logam, logam jenis apa? Jika dipilih material kawat, berapakah diameternya? Apakah penampangnya harus berbentuk bundar atau ada yang berbentuk lain? Jika kehalusan permukaan kawatnya penting, seberapa kasar seharusnya? Bagaimana caranya membentuk paper clip dari kawat tersebut? Apakah ditekuk dengan tangan atau dengan menggunakan alat bantu? Jika diperlukan, mesin apa yang harus dirancang atau dibeli untuk membuat memproduksinya? Jika sebagai perusahaan mendapatkan order 100 buah clip atau 1 juta clip, apakah pendekatan manufakturnya akan berbeda?
Kekakuan dan kekuatan juga tergantung kepada diameter kawat dan desain klip. Termasuk di dalam proses perancangan adalah pertimbangan-pertimbangan seperti jenis (style), penampilan fisik (appearance) dan kehalusan permukaan dari clip tersebut. Perhatikan, misalnya, bahwa beberapa jenis klip memiliki goresan di permukaannya, untuk memberikan gaya tekan yang lebih baik.
Setelah menyelesaikan perancangan, material yang cocok harus dipilih. Pemilihan material memerlukan pengetahuan tentang kebutuhan akan fungsi dan pemakaian produk tersebut, dan ini mengarahkan kepada pemilihan material yang tersedia secara ekonomis untuk memenuhi tuntutan tersebut pada harga yang sedapat mungkin paling murah. Pemilihan material juga melibatkan pertimbangan akan ketahanannya terhadap korosi, karena clip seringkali dipegang dan kontak dengan kotoran serta gangguan lingkungan lainnya. Perhatikan, kadang-kadang ada bekas karat akibat yang ditinggalkan oleh clip pada kertas yang disimpan pada waktu yang lama.
Banyak hal tentang clip ini yang harus ditanyakan. Apakah material yang dipilih bisa menahan lekukan (bending) pada saat proses pembuatan, tanpa retak atau patah? Bisakah kawat dipotong tanpa mengakibatkan keausan pada pisaunya? Akankah bekas potongannya halus atau meninggalkan permukaan yang tajam?
Akhirnya, metode pembuatan apakah yang paling ekonomis pada laju produksi yang diperlukan, sehingga kompetitif di pasar dan menghasilkan keuntungan. Selanjutnya, metode pembuatan yang tepat dengan perkakas yang tepat, mesin dan peralatan harus dipilih untuk membentuk kawat menjadi paper clip.
Contoh di atas adalah contoh berbagai masalah di dalam produksi suatu produk yang relatif sederhana, pada produk-produk lain mungkin akan dijumpai masalah-masalah yang jauh lebih rumit. Terutama bila produk tersebut melibatkan teknologi tinggi dan diproduksi dalam jumlah banyak sehingga melibatkan banyak mesin, fasilitas maupun tenaga kerja. Sebuah mobil, misalnya, terdiri dari sekitar 15.000 komponen, pesawat terbang transport C-5A terbuat dari lebih dari empat juta komponen dan pesawat Boeing 747-700 terbuat dari enam juta komponen. Semuanya dibuat dengan bermacam-macam proses yang disebut manufaktur (manufacturing). Dengan demikian bisa dibayangkan luasnya area industri manufaktur, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling canggih. Bagi kebanyakan negara industri, manufaktur merupakan tulang punggung perekonomian. Sebagai aktifitas ekonomi manufaktur menyumbang 20 hingga 30% nilai dari produk dan jasa yang dihasilkan di suatu negara.
Kenyataan itu telah membuktikan bahwa peluang sarjana teknik manufaktur masih terbentang luas.
DASAR-DASAR PROSES MANUFAKTUR


Perkembangan proses manufaktur modern dimulai sekitar tahun 1980-an.  Terjadinya perang sipil membuat banyak kemajuan proses manufaktur di Amerika.  Eksperimen dan analisis pertama dalam proses manufaktur dibuat oleh Fred W. Taylor ketika menerbitkan tulisan tentang pemotongan logam yang merupakan dasar-dasar dari proses manufaktur. Kemudian diikuti oleh Myron L., Begemen sebagai pengembangan lanjutan proses manufaktur

Sejak pertama digunakannya mesin-mesin perkakas, secara perlahan berkecenderungan untuk menggunakan mesin lebih efisien, yaitu dengan mengkombinasikan proses manufaktur dan  semakin digunakannya mesin sebagai pengganti  manusia untuk menurunkan waktu pemrosesan dan jumlah tenaga kerja.

Sejalan dengan perkembangan mesin-mesin produksi, kualitas proses manufaktur menjadi tuntutan. Berkembangnya pemahaman tentang inchangeable  mengharuskan pengendalian dimensi produk secara ketat, sehingga proses perakitan dapat berjalan cepat, biaya rendah khususnya pada produksi massal. Untuk menjaga agar dimensi produk tetap terkendali, maka mengharuskan penyediaan fasilitas inspeksi yang memadahi.

Untuk menghasilkan produk yang kompetitif, maka menjadi penting untuk merancang produk yang lebih murah, berkaitan dengan material, proses manufaktur atau pemindahan dan penyimpanannya. Suatu produk dirancang mempunyai kekuatan yang tinggi, tahan korosi, mempunyai umur pakai yang panjang atau yang lain , namun demikian criteria ekonomis tetap dipertimbangkan. Untuk komponen-komponen yang diproduksi secara masal, perancangan disesuaikan denga mesin-mesin yang ada, yaitu  untuk minimasi berbagai macam waktu set-.up.

Pemilihan mesin atau proses manufaktur untuk menghasilkan produk merupakan pengetahuan tentang metode proses manufaktur. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan proses manufaktur meliputi jumlah produk, kualitas akhir produk, dan keterbatasan dari peralatan yang ada. Kenyataanya, suatu produk dapat dibuat  melalui berbagai macam metode, tetapi secara ekonomis biasanya ada satu jalan yang dipilih.

PROSES PROSES  MANUFAKTUR

Proses manufaktur merupakan suatu proses pembuatan benda kerja dari bahan baku sampai barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa proses tambahan. Suatu produk dapat dibuat dengan berbagai cara, di mana pemilihan cara pembuatannya tergantung pada :
-      Jumlah produk yang dibuat akan mempengaruhi pemilihan proses pembuatan sebelum produksi dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan segi ekonomis.
-      Kualitas produk yang ditentukan oleh fungsi dari komponen tersebut. Kualitas produk yang akan dibuat harus mempertimbangkan kemampuan dari produksi yang tersedia.
-      Fasilitas produksi yang dimiliki yang dapat digunakan sebagai pertimbangan segi kualitas dan kuantitas produksi yang akan dibuat.
-      Penyeragaman (standarisasi), terutama pada produk yang merupakan komponen atau elemen umum dari suatu mesin, yaitu harus mempunyai sifat mampu tukar (interchangeable). Penyeragaman yang dimaksud meliputi bentuk geometri dan keadaan fisik.

Pada dasarnya proses manufaktur benda kerja terutama yang berasal dari bahan logam dapat dikelompokkan menjadi :
1.    Proses pengecoran
2.    Proses pembentukan
3.    Proses pemotongan
4.    Proses penyambungan
5.    Proses perlakuan fisik
6.    Proses pengerjaan akhir.

Proses Pemotongan
Proses pemotongan hingga saat ini masih tetap merupakan proses yang paling banyak digunakan (60% sampai dengan 80%) di dalam membuat suatu komponen-komponen mesin yang lengkap. Dengan demikian tidak mengherankan jika sampai kini berbagai penelitian mengenai proses pemotongan tetap dilakukan untuk berbagai tujuan.
Proses pemotongan logam adalah merupakan suatu proses yang digunakan untuk menghilangkan sebagian dimensi dari benda kerja dengan mempergunakan mesin perkakas potong dan pahat potong sehingga terbentuk komponen seperti yang dikehendaki. Dalam istilah teknik, proses pemotongan ini sering disebut dengan nama metal cutting process.

Klasifikasi Proses Pemotongan
Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Jenis Pahat
Penggolongan dari proses pemotongan dapat ditinjau dari jenis pahat yang digunakan. Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi komponen yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas dan dapat merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Untuk itu, kita klasifikasikan dua jenis pahat yaitu :
1.        Pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools)
2.        Pahat bermata potong jamak (multiple points cutting tools)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Gerak Relatif dari Pahat terhadap Benda Kerja
Gerak relatif dari pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding movement). Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan gerak makan, maka proses pemotongan dikelompokkan menjadi tujuh macam proses yang berlainan, yaitu :
1.        Proses membubut (turning)
2.        Proses menggurdi (drilling)
3.        Proses mengefreis (milling)
4.        Proses menggerinda rata (surface grinding)
5.        Proses menggerinda silindris (cylindrical grinding)
6.        Proses menyekrap (shaping, planing)
7.        Proses menggergaji atau memarut (sawing, broaching)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Proses Generasi Permukaan
Selain ditinjau dari segi gerakan dan segi mesin yang digunakan, proses pemotongan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan (proses generasi permukaan). Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar yaitu :
1.    Generasi permukaan silindris atau konis
2.    Generasi permukaan rata lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja.

Elemen Dasar Proses Pemotongan
Berdasarkan gambar teknik, di mana dinyatakan spesifikasi geometris suatu produk komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemotongan yang telah disinggung di atas harus dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya. Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran obyektif tersebut dicapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram (sebelum terpotong) dan selain itu setelah berbagai aspek teknologi ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Situasi seperti ini timbul pada setiap perencanaan proses pemotongan. Dengan demikian dapat dikemukakan lima elemen dasar proses pemotongan, yaitu :
1.    Kecepatan potong (cutting speed)                                    : v (m / min)
2.    Kecepatan makan (feeding speed)                                    : vf (mm / min)
3.    Kedalaman potong (depth of cut)                                     : a (mm)
4.    Waktu pemotongan (cutting time)                                    : tc (min)
5.    Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal)    : Z (cm3 / min)

Elemen proses pemotongan tersebut (v, vf, a, tc, dan Z) dihitung berdasarkan dimensi benda kerja dan/atau pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin perkakas yang dapat diatur bermacam-macam tergantung dari jenis mesin perkakas. Oleh karena itu rumus yang dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemotongan dapat berlainan.
DASAR-DASAR PROSES MANUFAKTUR

Perkembangan proses manufaktur modern dimulai sekitar tahun 1980-an.  Terjadinya perang sipil membuat banyak kemajuan proses manufaktur di Amerika.  Eksperimen dan analisis pertama dalam proses manufaktur dibuat oleh Fred W. Taylor ketika menerbitkan tulisan tentang pemotongan logam yang merupakan dasar-dasar dari proses manufaktur. Kemudian diikuti oleh Myron L., Begemen sebagai pengembangan lanjutan proses manufaktur

Sejak pertama digunakannya mesin-mesin perkakas, secara perlahan berkecenderungan untuk menggunakan mesin lebih efisien, yaitu dengan mengkombinasikan proses manufaktur dan  semakin digunakannya mesin sebagai pengganti  manusia untuk menurunkan waktu pemrosesan dan jumlah tenaga kerja.

Sejalan dengan perkembangan mesin-mesin produksi, kualitas proses manufaktur menjadi tuntutan. Berkembangnya pemahaman tentang inchangeable  mengharuskan pengendalian dimensi produk secara ketat, sehingga proses perakitan dapat berjalan cepat, biaya rendah khususnya pada produksi massal. Untuk menjaga agar dimensi produk tetap terkendali, maka mengharuskan penyediaan fasilitas inspeksi yang memadahi.

Untuk menghasilkan produk yang kompetitif, maka menjadi penting untuk merancang produk yang lebih murah, berkaitan dengan material, proses manufaktur atau pemindahan dan penyimpanannya. Suatu produk dirancang mempunyai kekuatan yang tinggi, tahan korosi, mempunyai umur pakai yang panjang atau yang lain , namun demikian criteria ekonomis tetap dipertimbangkan. Untuk komponen-komponen yang diproduksi secara masal, perancangan disesuaikan denga mesin-mesin yang ada, yaitu  untuk minimasi berbagai macam waktu set-.up.

Pemilihan mesin atau proses manufaktur untuk menghasilkan produk merupakan pengetahuan tentang metode proses manufaktur. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan proses manufaktur meliputi jumlah produk, kualitas akhir produk, dan keterbatasan dari peralatan yang ada. Kenyataanya, suatu produk dapat dibuat  melalui berbagai macam metode, tetapi secara ekonomis biasanya ada satu jalan yang dipilih.

PROSES PROSES  MANUFAKTUR
Proses manufaktur merupakan suatu proses pembuatan benda kerja dari bahan baku sampai barang jadi atau setengah jadi dengan atau tanpa proses tambahan. Suatu produk dapat dibuat dengan berbagai cara, di mana pemilihan cara pembuatannya tergantung pada :
-      Jumlah produk yang dibuat akan mempengaruhi pemilihan proses pembuatan sebelum produksi dijalankan. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan segi ekonomis.
-      Kualitas produk yang ditentukan oleh fungsi dari komponen tersebut. Kualitas produk yang akan dibuat harus mempertimbangkan kemampuan dari produksi yang tersedia.
-      Fasilitas produksi yang dimiliki yang dapat digunakan sebagai pertimbangan segi kualitas dan kuantitas produksi yang akan dibuat.
-      Penyeragaman (standarisasi), terutama pada produk yang merupakan komponen atau elemen umum dari suatu mesin, yaitu harus mempunyai sifat mampu tukar (interchangeable). Penyeragaman yang dimaksud meliputi bentuk geometri dan keadaan fisik.

Pada dasarnya proses manufaktur benda kerja terutama yang berasal dari bahan logam dapat dikelompokkan menjadi :
1.    Proses pengecoran
2.    Proses pembentukan
3.    Proses pemotongan
4.    Proses penyambungan
5.    Proses perlakuan fisik
6.    Proses pengerjaan akhir.

Proses Pemotongan
Proses pemotongan hingga saat ini masih tetap merupakan proses yang paling banyak digunakan (60% sampai dengan 80%) di dalam membuat suatu komponen-komponen mesin yang lengkap. Dengan demikian tidak mengherankan jika sampai kini berbagai penelitian mengenai proses pemotongan tetap dilakukan untuk berbagai tujuan.
Proses pemotongan logam adalah merupakan suatu proses yang digunakan untuk menghilangkan sebagian dimensi dari benda kerja dengan mempergunakan mesin perkakas potong dan pahat potong sehingga terbentuk komponen seperti yang dikehendaki. Dalam istilah teknik, proses pemotongan ini sering disebut dengan nama metal cutting process.

Klasifikasi Proses Pemotongan
Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Jenis Pahat
Penggolongan dari proses pemotongan dapat ditinjau dari jenis pahat yang digunakan. Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan geram dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi komponen yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas dan dapat merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Untuk itu, kita klasifikasikan dua jenis pahat yaitu :
1.        Pahat bermata potong tunggal (single point cutting tools)
2.        Pahat bermata potong jamak (multiple points cutting tools)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Gerak Relatif dari Pahat terhadap Benda Kerja
Gerak relatif dari pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding movement). Menurut jenis kombinasi dari gerak potong dan gerak makan, maka proses pemotongan dikelompokkan menjadi tujuh macam proses yang berlainan, yaitu :
1.        Proses membubut (turning)
2.        Proses menggurdi (drilling)
3.        Proses mengefreis (milling)
4.        Proses menggerinda rata (surface grinding)
5.        Proses menggerinda silindris (cylindrical grinding)
6.        Proses menyekrap (shaping, planing)
7.        Proses menggergaji atau memarut (sawing, broaching)

Klasifikasi Proses Pemotongan Berdasarkan Proses Generasi Permukaan
Selain ditinjau dari segi gerakan dan segi mesin yang digunakan, proses pemotongan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses terbentuknya permukaan (proses generasi permukaan). Dalam hal ini proses tersebut dikelompokkan dalam dua garis besar yaitu :
1.    Generasi permukaan silindris atau konis
2.    Generasi permukaan rata lurus dengan atau tanpa putaran benda kerja.

Elemen Dasar Proses Pemotongan
Berdasarkan gambar teknik, di mana dinyatakan spesifikasi geometris suatu produk komponen mesin, salah satu atau beberapa jenis proses pemotongan yang telah disinggung di atas harus dipilih sebagai suatu proses atau urutan proses yang digunakan untuk membuatnya. Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran obyektif tersebut dicapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram (sebelum terpotong) dan selain itu setelah berbagai aspek teknologi ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Situasi seperti ini timbul pada setiap perencanaan proses pemotongan. Dengan demikian dapat dikemukakan lima elemen dasar proses pemotongan, yaitu :
1.    Kecepatan potong (cutting speed)                                    : v (m / min)
2.    Kecepatan makan (feeding speed)                                    : vf (mm / min)
3.    Kedalaman potong (depth of cut)                                     : a (mm)
4.    Waktu pemotongan (cutting time)                                    : tc (min)
5.    Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal)    : Z (cm3 / min)

Elemen proses pemotongan tersebut (v, vf, a, tc, dan Z) dihitung berdasarkan dimensi benda kerja dan/atau pahat serta besaran dari mesin perkakas. Besaran mesin perkakas yang dapat diatur bermacam-macam tergantung dari jenis mesin perkakas. Oleh karena itu rumus yang dipakai untuk menghitung setiap elemen proses pemotongan dapat berlainan.

tugas metode penelitian


Nama               : Saufa taslima
Nmp                :147026006
M.K                :  tugas metode penelitian
Dosen              : Dr. Nasruddin MN, M. Eng. Sc
1.      Hasrat ingin tahu manusia yang senantiasa berusaha  mencari kesempurnaan dan kebenaran, dan dengan penelitian banyak hal yang dapat terungkap, menjadikan pengetahuan semakin luas, sehingga eksistensi penelitian merupakan alat, atau perangkat metodologi yang digunakan untuk pembuktian segala macam dorongan ingin tahu. Karena itu dapat dipastikan semua orang pernah melakukan penelitian.
Tugas:
a.      Berikan 3 (tiga) identifikasi masalah penelitian dalam mencari  kebenaran yang original dengan  pendekatan pure research atau applied research !
Jawab :
1.      Dapat menyatakan tujuan dengan sejelas-jelasnya,
2.       Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian data yang relevan,
3.      Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoritis atau berdasarkan pengungkapan data
Sumber masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal (Ranjit Kumar, 1996):
a)      Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)    Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia yang bukan penelitian. Tapi juga jangan "saklek”, karena masalah manusia yang tadinya bukan masalah penelitian bisa kita "goyang sedikit" menjadi masalah penelitian.
b)       Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program )
Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi masalah penelitian
c)      Fenomena yang Terjadi (Phenomenon)
  Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang  menarik.
b.     Sepakat dalam mencari kebenaran tersebut dengan pendekatan  ilmiah, sebut dan jelaskan cirri-cirinya.
Jawab :                  
 Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada cirri-ciri keilmuan yaitu:
a)       Sistem axiomatis
Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu fenomena atau gejala sehari-hari mulai dari kaidah atau rumus umum menuju rumus khusus atau konkret. Atau mulai teori umum menuju fenomena/gejala konkret. Cara ini disebut deduktif-nomologis. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu-ilmu formal, misalnya matematika.
b)       Sistem empiris
Sistem ini berusaha membuktikan kebenaran suatu teori mulai dari gejala/ fenomena khusus menuju rumus umum atau teori. Jadi bersifat induktif dan untuk menghasilkan rumus umum digunakan alat bantu statistik. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu pengetahuan alam dan sosial.
c)       Sistem semantik/linguistik
Dalam sistem ini kebenaran didapatkan dengan cara menyusun proposisi-proposisi secara ketat. Umumnya yang menggunakan metode ini adalah ilmu bahasa (linguistik).
c.       Terkait dengan b. pilih satu dan beri tekanan, mengapa itu yang saudara anggap paling penting !.
Jawab :
yang saya anggap paling penting dalam melakukan penelitian yaitu rasional. Ini Di karenakan sebuah penelitian tersebut kita lakukan dengan cara yang masuk akal, yang bisa di pahami atau di terima oleh semua pihak.
  
2.      Betapa pentingnya tujuan dan manfaat penelitan untuk diketahui sebelum, peneliti melakukan proses penelitian.
Tugas:
a.      Pertimbangan – pertimbangan apa yang paling mendasar dalam menentukan tujuan penelitian ? Jelaskan singkat !
Jawab :
            Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan Pengembangan berarti untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.



b.      Suatu penelitian dilakukan harus memiliki manfaat, sebut dan jelaskan !
jawab :
  1. Manfaat Teoritis
            Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan khasanah keilmuan bagi siapapun yang membaca, juga dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya, untuk dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang di peroleh selain studi di perguruan tinggi, penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan pihak- pihak yang berkepentingan..
  1. Manfaat Praktis
                  Diharapkan penelitian ini dapat menggambarkan kondisi fokus dan lokus yang diteliti oleh peneliti untuk mendapatkan suatu perhatian . dan Dengan di lakukan sebuah penelitian ini maka dapat Memberikan sumbangan pemikiran bagi mahasiswa tentang penelitian itu sendiri. Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai input bagi pelayanan dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat di berbagai kalangan.

3.      Berbagai jenis penelitian dapat dimanfaatkan dalam memecahkan fenomena social baik untuk administrasi negara maupun politik, namun yang terpenting adalah derajad kesesuaian antara tujuan yang diharapkan dan manfaat yang dihasilkan.
Tugas:
  1. Jenis penelitian apakah yang digunakan bilamana yang akan dipecahkan adalah masalah kompetensi kepemimpinan integrative dengan sikap apatisme masyarakat? Apa alasannya?
Jawab :         
Jenis penelitian yang saya ambil adalah jenis penelitian ”kualitatif.”
            Alasan saya Penelitian Penelitian kualitatif menitik beratkan pengamatannya kepada suatu fenomena yang sedang bergerak (dinamis). Jenis penelitian ini mengunakan metode induktif, yaitu menghimpun data dari lapangan (field) kemudian mengkoneksikan data itu dengan pelbagai teori, maupun kaidah yang sudah ada. Dalam beberapa penelitian kualitatif yang lain, penelitian yang menitik beratkan pada kondisi sosio-masyarakat ini justeru menghasilkan anti-tesa terhadap pelbagai teori yang ada.
            Disinilah ciri mendasar yang membedakan jenis penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif ialah jenis penelitian yang menekankan kepada akurasi data secara kuantitatif, sehingga variabel data dikawal secara ketat melalui berbagai cara tertentu. Penelitian kuantitatif lazimnya menggunakan metode statistikal. Penellitian kuantitatif menggunakan metode yang berbeda dengan kualitatif dilihat dari relasi antara data dilapangan dengan teori yang ada. Metode ini menggunakan metode deduktif, yaitu penelitian berawala dari melihat teori yang ada, kemudian mengujinya di lapangan. Walaupun demikian, metode ini juga membuka peluang untuk menghasilkan teori baru.
  1. Apa kelebihan dan kekurangan dari pemeilihan jenis yang saudara lakukan tersebut?
Jawab :
Kelebihan dari jenis penelitian kualitatif yaitu:
            Dari karakteristik tersebut dapat difahami bahwa penelitian kualitatif memiliki beberapa keunggulan sebagai penelitian ilmu sosial.
            Pertama: Fokus penelitian kualitatif ialah suatu entitas yang utuh, sehingga penelitian kualitatif menekankan pada kajian terhadap pelbagai hal yang terjadi di lapangan. Penelitian ini sekaligus sebagai anti-tesa dari penelitian-penelitian berjenis positivis, maupun pospositivisme yang mengedepankan kajian pada aspek teoritikal yang bersifat eksak.

4.                  Variabel adalah konsep atau atribut yang mempunyai “variasi” nilai antara satu denngan yang lain yang disebut indikator, yang ditetapkan oleh peneleiti, sehingga menunjuk kepada pada suatu konstruk atau sifat yang akan dipelajari untuk diambil kesimpulan.
Tugas :
a.      Apa mamfaat ditentukannya indicator/nilai-nilai dalam variabel penelitian?
Jawab :
           - untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data.
           - untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data.
           - untuk pengujian hipotesis.
b.       Berikan 2 (dua) contoh dalam instrument kuesioner gabungan / paduan antara tertutup dengan 5 (lima) kategori jawaban mengacu pada Skala Likert,  dan terbuka?
       
 Contoh 1 : Pembangunan pasar modern dinoyo mengancam perekonomian masyarakat.
        Contoh 2 : Konsep tata kota malang telah sesuai dengan konsep tata kota ideal.
       
5 kategori jawaban :

1.    Sangat tidak setuju
2.    Tidak setuju
3.    Netral
4.    Setuju
5.    Sangat setuju

5.                  Pada penelitian kuantitatif sangat dibutuhkan konsep-teori :
a.      Apa mamfaat / keuntungannya ?
Jawab :
 Mamfaaat dari teori dalam penelitian adalah untuk membimbing dan mengarah seorang penelitia  dalam memecahkan masalah disaat penelitian, sedangkan keuntungan yang didapatkan dari teori adalah untuk pegangan disaat dalam penelitian

b.      .    Berikan contoh hipotesis alternative dengan konsep kompetensi kepemimpinan dan kompetensi pelayanan public !
contoh hipotesisnya : Peningkatan kompetensi kepemimpinan berbanding lurus dengan kompetensi pelayanan public.
6.      Sumber data secara umum dikenal ada 2 (dua) yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder:
a.      Jelaskan singkat makna masing-masing ?


Jawab :
Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti secara langsung sedangkan data sekunder adalah data yang tidak didapatkan secara langsung dari obyek penelitian misalnya studi literatur.
b.    Apa keuntungan masing-masing sumber untuk penelitian perilaku manusia ?
                       Masing - masing sumber sangat bermanfaat bagi penelitian karena saling melengkapi sehingga dapat diperoleh penelitian yang valid.

7.      Dari kompleksitasnya Populasi memiliki karakter Homogen dan Heterogen:
a.      Apa hakekatnya masing-masing ?
Jawab :
Hakekat homogen adalah didalam penilitan terdapat kesamaan objek atau sampel di saat melakukan penelitian, sedangkan hakekat heterogen adalah terdapat beragam jenis sampel dan populasi disaat penelitian. Populasi dikatakan homogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif seragam satu sama lainnya.
Populasi dikatakan heterogen apabila unsur-unsur dari populasi yang diteliti memiliki sifat-sifat yang relatif berbeda satu sama lainnya
b.  Jelaskan pula secara singkat dengan contoh,apa makna penelitian populasi  itu ?
Jawab :
Contoh penelitian homogen; Karakteristik seperti ini banyak ditemukan di bidang eksakta, misalnya air, larutan, dsb
Contoh penelitian heterogen; Karakteristik seperti ini banyak ditemukan dalam penelitian sosial dan perilaku, yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia yang bersifat unik dan kompleks. Misalnya, apabila kita ingin mengetahui rata-rata IQ mahasiswa Unitri angkatan 2009 (berarti rata-rata dari semua Fakultas). Jelas, rata-rata IQ mahasiswa antar Fakultas kemungkinan besar bervariasi, IQ mahasiswa Fakultas Teknik relatif lebih tinggi dibanding dengan rata-rata IQ mahasiswa Fakultas lainnya, sehingga kita bisa mengatakan bahwa populasi tersebut keadaannya heterogen.
8Misalkan bilamana dalam penelitian yang dipilih kompetensi Kepemimpinan dan Pelayanan Publik, dengan instrument Dokumentasi.
a.     Data apa sajakah yang dibutuhkan ?
Jawab :
Dokumen dan catatan dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan penelitian
b.     Sebutkan secara rinci !
        1. Variabel Bebas (pelayanan publik)
a.       Standar profisional.
b.      Kompetensi teknis
c.       Kinerja layanan
d.      Kepuasan
e.       Keterbukaan
f.       Ketepatan waktu
2. Variabel antara (kepemimpinan integratif)
a.       imlulsip (menurut kata hati)
b.      defensif (sikap bertahan)
c.       loyalitas (unsur pengabdian
3. Variabel Terikat (pembangunan daerah)
a.       Pertumbuhan
b.      Perubahan
c.       Terencana
d.      Kearah yang lebih baik
e.       Modernitas        
9.    Jelaskan secara singkat yang saudara ketahui penelitian kualitatif
Jawab :
Penelitian kuantitatif adalah pengukuran terhadap gejala yang diamati menjadi penting, sehingga pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan daftar pertanyaan berstruktur (angket) yang disusun berdasarkan pengukuran terhadap variabel yang diteliti yang kemudian menghasilkan data kuantitatif.